Pengertian, Hubungan, Kewajiban beriman kepada Qadha dan Qadar

INICARAMUSLIM - Pembahasan kali ini mengenai salah satu rukun iman yang wajib kita yakini yaitu Iman kepada Qada dan Qadar. Ada tiga yang menjadi topik penjelasan yaitu pengertian/definisi qadha dan qadar, hubungan antara qadha dan qadar, serta kewajiban beriman kepada qadha dan qadhar. 

1. Pengertian qadha dan qadar

Dalam bahasa Arab, qadha dan qadar mempunyai pengertian bermacam-macam. Qadha berarti penetapan, hukum, perintah, pemberitahuan, kehendak, penciptaan. Sedangkan qadar dapat berarti ilmu, kepastian, pengaturan.

Dalam pembahasan mengenai aqidah, yang dimaksud dengan qadha adalah ketetapan Allah sejak zaman azali, sesuai dengan makhluk. Sedangkan yang dimaksud dengan qadar adalah perwujudan ketetapan Allah terhadap semua makhluk dalam kadar dan bentuk tertentu sesuai dengan iradah-Nya.

Untuk memperjelas pengertian di atas, di bawah ini dikemukakan contoh. Misalnya, si Ahmad lahir pada hari Senin dengan jenis laki-laki. Atas iradah-Nya, Allah tetap menetapkan sejak zaman azali bahwa akan diciptakan manusia di dunia ini yang kelak di beri nama Ahmad, yang lahir pada hari Senin dengan jenis laki-laki. 

Ketetapan Allah sejak zaman azali disebut qadha. Setelah Ahmad lahir di dunia dengan hari kelahiran Senin dan dengan jenis laki-laki, maka ketetapan Allah itu telah maujud/menjadi kenyataan. Perwujudan ketetapan Allah itulah yang disebut qadar atau taqdir.


2. Hubungan antara qadha dan qadar

Dari penjelasan mengenai pengertian qadha dan qadar di atas jelas bahwa qadha dan qadar itu selalu berhubungan erat, karena qadar atau taqdir itu pada hakekatnya adalah perwujudan dari qadha Allah yang sudah ada sejak zaman azali. Dengan demikian qadar itu selalu sama dengan qadha yang telah ditetapkan sebelumnya.

Oleh sebab itu istilah qadha dan istilah qadar kadang-kadang dipakai bersama-sama dan kadang-kadang hanya dipergunakan istilah qadar atau taqdir, walaupun yang dimaksud adalah qadha dan qadar, seperti dalam hadits yang menjelaskan mengenai rukun iman. Diriwyatkan bahwa pada suatu hari, malaikat Jibril datang kepada Nabi dan bertanya tentang Islam, iman, ihsan, dan hari kiamat. Tentang iman, beliau menjawab:

“. . . . . iman ialah beriman kepada Allah, kepada malaikat-malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada rasul-rasul-Nya, kepada hari akhir, dan kepada qadar, baik maupun buruk . . . .” (Hadits riwayat Muslim dari Umar bin Khattab)

3. Kewajiban beriman kepada qadha dan qadar

Setiap orang Islam wajib beriman kepada qadha dan qadar. Setiap orang Islam wajib meyakini dengan keyakinan yang teguh bahwa qadha dan qadar Allah itu ada, baik qadha dan qadar Allah itu dirasakan sebagai hal yang menguntungkan dirinya maupun merugikan dirinya.

Dalam kejadian sehari-hari banyak sekali kejadian yang dengan jelas membuktikan bahwa taqdir Allah itu memang benar-benar ada.

Misalnya :

a. Seseorang yang menderita sakit menginginkan agar ia cepat sembuh. Untuk itu ia berusaha mengobati penyakitnya dengan berbagai macam obat, dari yang harganya murah sampai yang harga mahal.. namun demikian yang terjadi justru sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya itu. Ia meninggal dunia.

b. Seseorang yang menderita sakit parah hanya mengobati sakitnya dengan obat-obatan yang harganya murah ternyata penyakitnya sembuh sama sekali.

c. Seseorang yang tidak menderita sakit sama sekali, tiba-tiba meninggal dunia secara mendadak.

d. Seorang ibu yang sedang hamil menginginkan agar bayi yang dikandungnya itu laki-laki. Setelah lahir ternyata bayi itu perempuan.

Di atas adalah contoh-contoh yang dapat memperkuat keyakinan bahwa taqdir Allah itu memang benar-benar ada, baik taqdir itu berupa kejadian yang tidak sesuai dengan keinginan manusia maupun berupa kejadian yang sesuai dengan keinginan manusia. Bahkan segala sesuatu yang berkenaan dengan makhluk, semuanya terjadi sebagai taqdir Allah.

Contoh-contoh di atas juga menunjukkan bahwa taqdir Allah itu merupakan iradah taua kehendak Allah. Oleh sebab itu taqdir tidak selalu sesuai dengan keinginan manusia. Walaupun tidak setiap taqdir itu sesuai dengan keinginan manusia, ia harus yakin bahwa di balik setiap kejadian itu selalu ada hikmah yang tersembunyi yang juga tidak selalu diketahui oleh manusia.

Dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat yang menegaskan bahwa qadha dan qadar Allah itu memang benar-benar ada. Di antranya adalah:

Artinya : Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (Al Hadid 22).

“Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang tertentu waktunya.” (Ali Imran 145).

“Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya.” (Ar Ra’d 8).

0 Response to "Pengertian, Hubungan, Kewajiban beriman kepada Qadha dan Qadar"

Post a Comment