Adab Berakhlak terhadap Saudara/Kerabat dalam Islam

INICARAMUSLIM - Melalui kesempatan ini, mari kita lebih mengenali Adab Berakhlak terhadap Saudara/Kerabat dalam Islam. Pembahasan ini tentu saja sangat vital dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana kita memperlakukan saudara-saudara adalah cerminan  kita ber-Islam. Saudara yang dimaksud sini adalah orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat dengan kita, seperti adik, kakak, paman, bibi, saudara sepupu, dan seterusnya.

Agama Islam meminta kita berbuat baik kepada saudara karena mereka adalah orang-orang yang terdekat hubungannya dengan kita, setelah ibu dan bapak. Sudah menjadi kenyataan bahwa setiap manusia itu mempunyai kebutuhan-kebutuhan hidup yang untuk memenuhinya memerlukan bantuan atau pertolongan orang lain. Bantuan dan pertolongan itu sangat dirasakan perlunya jika kita sedang menghadapi kesulitan.

Jika kesulitan itu tidak begitu besar, mungkin orang tua kita dapat menyelesaikannya. Akan tetapi sering terjadi, kesulitan itu tidak dapat diatasi oleh orang tua kita. Dalam keadaan demikian, sudah tentu kita memerlukan bantuan orang lain dan sudah tentu pula orang pertama yang kita datangi untuk meminta bantuan adalah orang-orang yang terdekat hubungannya dengan kita setelah ibu dan bapak, yaitu saudara-saudara kita.
Sumber Ilustrasi : Pixabay

Begitu besar peranan saudara dalam kehidupan seseorang, sehingga dalam perintah berbuat baik kepada orang lain, Allah menyebutkannya setelah perintah berbuat baik kepada kedua orang tua. Firman Allah dalam surah An Nisa 36 :

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.

Cara Berbuat Baik kepada Saudara/Kerabat

Berbuat baik kepada saudara itu dilakukan dengan cara memelihara hubungan silaturrahmi dengan mereka, yang dapat ditempuh dengan berbagai jalan, seperti: saling kunjung-mengunjungi, saling bantu-membantu, saling tolong-menolong, bermusyawarah jika timbul masalah, dan saling mengerti pada kedudukan masing-masing.

Mengenai kedudukan dalam persaudaraan ini ada satu prinsip yang harus diikuti, yaitu pihak yang lebih tua hendaknya menyayangi yang lebih muda dan pihak yang lebih muda hendaknya menghormati pihak yang lebih tua. Dalam sebuah hadits Nabi bersabda:

Tidak termasuk umatku yang baik, orang yang tidak menyayangi saudara yang lebih muda dan orang yang tidak mengetahui (menghormati) hak saudara yang lebih tua. Tidak termasuk umatku yang baik orang yang suka menipu. Dan tidaklah seorang mukmin itu benar-benar beriman, sehingga ia menyayangi mukmin lain seperti ia menyayangi diri sendiri. (Hadits riwayat Thabrani)

Mengenai hak bagi saudara yang lebih tua, Nabi bersabda:

Hak saudara yang lebih tua terhadap saudaranya yang lebih muda adalah sama dengan hak seorang bapak atas anaknya. (Hadits riwayat Baihaqi).

Hak yang dimaksud dalam hadits di atas adalah hak untuk memperoleh penghormatan, sebab hak-hak yang berkenaan dengan pembagian milik, saudara yang lebih tua adalah sama dengan hak saudara yang lebih muda. Misalnya seorang ayah yang akan memberikan sesuatu kepada anaknya, maka pemberian itu harus sama antara anaknya yang lebih tua dengan anaknya yang lebih muda. Demikian juga mengenai hak mewarisi harta peninggalan orang tuanya, mereka pun mempunyai kedudukan dan hak yang sama. Jadi maksud hadits di atas adalah saudara yang lebih muda harus menghormati saudaranya yang lebih tua seperti ia menghormati orang tuanya.

Mengenai urutan mana yang harus didahulukan dalam berbuat baik terhadap saudara dipakai prinsip saudara perempuan didahulukan dari pada saudara laki-laki dan saudara yang lebih dekat hubungan kekerabatannya didahulukan dari pada yang lebih jauh hubungan kekerabatannya. Nabi bersabda:

Berbuat baiklah kepada ibumu kemudian kepada bapakmu kemudian kepada saudara perempuanmu kemudian kepada saudaramu yang laki-laki kemudian kepada saudara yang lebih jauh. (Hadits riwayat Nasai).

Sikap atau tindakan yang dimaksudkan untuk memelihara hubungan silaturrahmi merupakan perbuatan terpuji karena agama Islam sangat mementingkan eratnya hubungan silaturrahmi, seperti tergambar jelas dalam firman Allah dan hadits Nabi berikut:

Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (An Nisa 1).

Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan dituliskan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka. (Muhammad 22-23).

Sabda Nabi:

Tidak masuk surga orang yang memutuskan hubungan silaturrahmi. (Hadits riwayat Muslim dari Jubair bin Muth'im).

Barang siapa ingin rezkinya dilapangkan Allah atau ingin usianya dipanjangkan, maka hendaklah ia menjaga hubungan silaturrahmi. (hadits riwayat Muslim dari Anas bin Malik).

Kebajikan yang paling cepat pahalanya adalah berbakti dan menjaga hubungan silaturrahmi. Kejahatan yang paling cepat siksanya adalah permusuhan dan memutuskan hubungan silaturrahmi. (Hadits riwayat Ibnu Majah).

Semoga pelajaran berharga dari penjelasan-penjelasan di atas semakin memotivasi kita menjaga hubungan baik dengan saudara-saudara/kerabat kita dimanapun mereka berada. Salam Ukhuwah!

0 Response to "Adab Berakhlak terhadap Saudara/Kerabat dalam Islam"

Post a Comment