INICARAMUSLIM - Ketika ketidakberdayaan
menuntun hatimu menuju jalan yang selama ini engkau rindukan tetapi
begitu sulit engkau wujudkan, maka pelan-pelan bangkitlah menghalau
kegalauanmu. Hapuslah air mata penyesalan itu. Peluklah erat kerinduanmu
kembali sembari mengumpulkan sedikit demi sedikit puing-puing iman yang
sudah engkau runtuhkan sendiri. Tidak ada cara lain untuk mengubah dan
mengembalikan keadaan seperti semula melainkan menyegerakannya dan
mengawalinya dengan hal-hal yang mampu terjangkau keterbatasan, walaupun
itu hal-hal yang terkecil.
Ketika
engkau jatuh ke liang kemungkaran atau jalan kesesatan lagi di saat
engkau nyaris mencapai puncak manisnya bertafakur, maka jangan biarkan
kesenangan di titik terendah itu membuatmu lupa akan tujuan yang
sebenarnya. Sadarlah! Kumpulkan energi dan potensi yang engkau
penjarakan sendiri di balik dadamu. Berjuanglah wahai makhluk yang
lemah, bangunlah pondasi kekuatanmu selagi engkau masih dipinjami
kesempatan. Bersungguh-sungguhlah! Enyahkan penghalau yang tidak lelah
menggodamu di sela-sela ikhtiarmu mendekap istiqamah dalam bermunajat.
Jadikan tujuan akhir yang pasti itu sebagai motivatormu. Lawanlah
musuh-musuhmu yang nyata, baik dari yang bersembunyi di dalam dirimu
maupun yang selalu mengekor dan membisikimu niat jahat.
Ingatlah
bagaimana keadaanmu di masa dulu, ketika hatimu yang bersih berkilau
mampu menyuplaimu energi dan kekuatan tak terbatas kapanpun engkau
butuh. Apapun yang engkau inginkan, hatimu selalu memberikan ide dan
kritik yang menyukseskan segala niat baikmu. Mengapa engkau begitu jaim
untuk mengakui kehebatannya. Jadi, wahai makhluk yang lemah, bangkitlah!
ajaklah kesuntukanmu berdamai lalu buanglah jauh-jauh bersama kemalasan
dan benih-benih keputus-asaanmu.
Pintu
maaf dan tobat dari Rabb-mu selalu terbuka. Malaikat-malaikatnya selalu
siap dan sedia mendampingimu ke jalan yang diridhoi-Nya. Tataplah
cahaya di bukit sana! di sanalah dulu engkau selalu sujud, rukuk, dan
melantunkan dzikir serta doa yang begitu menggetarkan langit.
Bertanyalah pada dirimu! mengapa engkau kini terjatuh dan hampir
tenggelam di genangan dosa-dosa yang sungguh tidak akan menolongmu di
hari perhitungan kelak? Sungguh jawabannya ada dalam dirimu sendiri
bukan?
Untungnya,
engkau tidak perlu mengumbar aibmu ke semua makhluk, dan lihatlah
betapa agungnya Rabb-mu menjaga aibmu itu. Bayangkan, jika Rabb-mu
mengijinkan semua orang tahu, saya yakin engkau mustahil menemukan
tempat teraman untuk melangkah di bumi-Nya. Jadi, camkan baik-baik!
segeralah balikkan keadaanmu segera. Catatlah baik-baik waktu-waktu
terindah dimana ada panggilan terindah untukmu. Di lima waktu itu,
engkau kemana saja? seringkali engkau abaikan dan begitu angkuh
mengabaikan panggilan Tuhan yang menyediakan segala kebutuhanmu, meski
engkau tidak memohon. Begitukah caramu berterima kasih?
Engkau
mungkin saja telah mengunjungi banyak tempat, sampai ke seberang lautan
hingga ke luar negeri. Dalam setiap perjalananmu, engkau tertawa lepas,
seakan dunia kebahagiaan telah menjadi milikmu sendiri. Hmm...cobalah
bertanya kembali ke jiwamu yang terdalam. Bukankah kebahagiaanmu itu
berselimutkan hampa? kosong dan sesungguhnya tidak hidup?
Mengapa itu terjadi? Jawablah dan hitunglah sendiri, sudah berapa banyak langkah yang engkau gunakan untuk berkeliling, hang-out, dan nongkrong bersama kawan seperjuanganmu itu? bandingkan dengan langkah yang gunakan untuk ke mesjid? mengapa begitu berat kakimu melangkah menuju tempat suci dimana Rabb-mu mengundangmu di lima waktu itu? renungkanlah!
Jadi, apa yang harus engkau lakukan saat ini? pejamkanlah matamu sejenak, tarik nafas dalam-dalam lalu hempaskan seraya engkau hempaskan seluruh bebanmu. Lalu beranjaklah mengambil wudhu dan dirikan shalat dua rakaat. Tumpahkanlah seluruh air matamu sejadi-jadinya hingga engkau merasa tenang di dalam shalat tobatmu. Janganlah lagi engkau tunda-tunda, sudah yakinkah dirimu masih hidup esok hari? Lihatlah betapa banyaknya rekan-rekanmu yang tiba-tiba dipanggil oleh Sang Pencipta padahal usianya masih muda. Bangkitlah, shalatlah, dan berdoalah. Luapkan seluruh isi hatimu kepada-Nya. Sungguh Allah SWT adalah pendengar terbaik dan penjaga aib terhebat.
Mudah-mudahan esok hari, disaksikan oleh cerahnya mentari pagi, engkau terlahir menjadi jiwa yang baru. Lalu, sedikit demi sedikit noda yang mengotori hatimu, yang menggodamu setiap saat berlaku tidak bijak pada diri sendiri dan orang lain terhapus. Jalankanlah peranmu sebagai hamba yang taat kepada perintah-Nya sembari berjuang melawan segala intrik hawa nafsu dan tipu daya Setan di sekelilingmu.
Hingga kemudian, dirimu kembali bersih sebagaimana di awal engkau dilahirkan ke dunia. Menjadi pribadi yang dirindukan surga dan tidak pernah mati dikenang oleh amal jariah yang senantiasa tumbuh, insya Allah.
Akhir kata, siapapun yang ditakdirkan membaca tulisan ini, moga-moga memperoleh manfaat, termasuk penulis sendiri tentunya. Salam ukhuwah!
0 Response to "Renungan Bagi Mereka yang Ingin Bertobat"
Post a Comment